Tulang Bawang.–
Tigabelasdetik.com.– Pasca terbitnya pemberitaan dari puluhan media online terhadap oknum Samsul Hadi selaku kepala kampung (kakam) dan Sodiq oknum Carek/sekretaris kampung Hargo Mulyo. Kesan pertama yang di nilai publik adalah kinerja pihak kecamatan Rawa Jitu Selatan (RJS) yang terkesan tutup mata dan tutup telinga terhadap pengaduan dari pihak awak media.
Walaupun pengaduan awak media hanya bersifat koordinasi bukan laporan resmi (tertulis), pihak kecamatan RJS terkesan hanya menjadi pendengar yang baik, tidak ada kepastian kapan dan berapa lama untuk memanggil ke dua oknum, (oknum kakam Samsul Hadi dan oknum Carek/sekretaris kampung Sodiq).
Monev pihak kecamatan RJS yang disinyalir buruk patut menjadi perhatian khusus
Pemerintah daerah kabupaten Tulang Bawang kedepan agar bisa melakukan evaluasi lebih ketat apabila memilih dan menempatkan pejabat daerah setingkat kecamatan.
Oknum kakam Samsul Hadi yang awalnya masih bisa di ajak komunikasi via telpon WhatsApp, tetapi lama kelamaan disinyalir takut borok nya ketahuan sudah mulai mematikan Handphone secara total.
Sedangkan Sodiq oknum Carek/sekretaris kampung Hargo Mulyo disinyalir lebih parah lagi, bukannya memberikan informasi kepada awak media dengan ramah dan jelas, justru dengan gaya dan etika buruknya menantang awak media untuk menulis/ memberitakan.
(Awak media identik dengan menulis untuk di jadikan karya tulis yang akan di sajikan kepada publik).
Sorotan publik terhadap kinerja pihak kecamatan RJS menjadi kurang positif, kurang berwibawa dan terkesan planga plango.
penilaian publik ini bukan men- JUSTICE tetapi lebih ke arah rasa kecewa publik yang mendalam.
Menghabiskan Ratusan juta uang rakyat untuk kegiatan operasional di kantor kecamatan, prestasi gemilang tidak bisa ditoreh. (Ngeprint surat saja harus numpang di kantor desa sebelah)
Bukan hanya kinerja pihak kecamatan RJS yang menjadi sorotan, pihak pemerintah daerah (Pemda Tulang Bawang) juga mendapatkan kritik yang pedas dari tokoh-tokoh yang ada di kabupaten Tulang Bawang. Dari jenjang kepala daerah (Bupati) definitif sampai PJ Bupati, banyak aset pemerintah daerah yang tidak bergerak (bangunan) peninggalan zaman Bupati Abdulrahman Sarbini (Mance) banyak yang tidak terawat dan terkesan di biarkan hancur. Contoh kecil yang bisa di lihat publik seperti gedung Museum, gedung cagar Budaya Sesat Agung, universitas megouw pak, dan lain-lainnya.
Pribahasa Guru kencing berdiri, murid kencing berlari pantas di sematkan kepada kedua oknum yang ada di pemerintahan kampung Hargo Mulyo kecamatan Rawajitu Selatan kabupaten Tulang Bawang Lampung.
Pasalnya aset yang berbentuk lapangan Volley di kampung Hargo Mulyo yang di bangun dari anggaran dana desa notabene uang rakyat pada TA 2019 dibidang pembangunan Sarana dan prasarana kepemudaan dan olah raga milik desa sebesar Rp62.304.000. (lapangan Volley) diduga dengan sengaja ditimpah/dirubah/digabungkan dengan pembangunan lapangan Futsal dengan anggaran dana desa pada TA 2023 sebesar Rp140.106.400.
(Lapangan tersebut di berikan nama apa, warga juga menjadi bingung apakah Volley futsal atau Volfut atau leysal…??)
Dugaan warga dan publik sementara ini adalah oknum Samsul dan Carek Sidiq ingin memperkaya diri sendiri dengan mengutak-Atik anggaran dana desa dengan cara berjamaah.
Dugaan rasa haus anggaran di tunjukan oleh oknum Samsul Hadi selaku kepala kampung Hargo Mulyo dengan cara menguasai aset kampung Hargo Mulyo yang berbentuk lahan sawah (ditanami sendiri hasilnya masuk kantong sendiri) pupuk subsidi dan mesin combine (mesin motong/ panen padi) diduga mendapatkan jatah gratis bekerja sama dengan oknum Doger selaku ketua Pokja.
Dugaan hasil korupsi dana desa dan menguasai aset kampung di nilai warga nya sendiri dengan rasa miris melihat rumah oknum kepala kampung di bangun bak istana dan membeli aset dimana mana.
(Sebelum menjadi kepala kampung rumah oknum kakam hanya rumah papan sederhana)
Contoh sebagian kecil anggaran dana desa yang di duga di rubah dan di tumpang tindih kan mulai Tahun 2018. Rincian sebagian kecil anggaran dana desa di kampung Hargo Mulyo:
— Pernyataan modal Bundes Rp75.000.000.
— Jalan desa Rp359.474.000.
(Penimbunan tanah merah, yang di duga bolak balik di timbun setiap tahunnya) pekerjaan yang paling menguntungkan.
— Pemeliharaan gedung dan Prasarana kantor Rp50.000.000.
Tahun 2019.( Lapangan Volley di duga ditumoang tindih dengan lapangan futsal dengan anggaran ratusan juta rupiah).
Tahun 2020 dana desa dikampung Hargo Mulyo:
— Operasional paud/TK/TPA/TPQ milik desa Rp7.700.000.
— Operasional pos kesehatan desa/polindes milik desa Rp4.400.000.
— Pembersih lingkungan (mobil Ambulance) Rp800.000.
— Penyuluhan bagi tenaga kesehatan dan kelompok warga peduli AIDS. Rp 1.000.000.
— Pembangunan jembatan milik desa Rp210.435.000.
— Operasional pos kesehatan desa Rp7.925.000.
— dst.
Hasil investigasi dan peliputan awak media di kampung Hargo Mulyo beberapa hari yang lalu, ketika akan di koordinasi dengan oknum kakam Samsul tidak bisa terhubungkan di karenakan Hp- dimatikan.
Sabtu (20/07/2024).
Ketika di lanjutkan koordinasinya dengan oknum Sodiq menyatakan :
” Untuk lapangan volley yang di gabungkan/ditimpahkan dengan lapangan futsal sudah di ketahui pihak inspektorat, pihak kecamatan dan pendamping desa, tidak ada masalah menurut mereka.” tutur oknum tersebut.
Sabtu (20/07/2024).
(Tim).
Berita bersambung.
Penulis/pimpinan redaksi : Andika.